Ku torehkan tinta-tinta ke atas kertas
Berimajinasikan
jutaan khayal tentang dirimu
Dengan
senyum malu, kebahagiaan hati terasa membekas
setiap
kusapa, terjawab dengan senyum tersipu malu
Anggun nan
elok, itulah julukanmu dariku
Seindah-indahnya
retorika bahasa
tak
seindah sajak yang kutulis untukmu, karena ini karyaku, sajakku yg
kupersembahkan untukmu
Membangkitkan
jiwa lara
Membangunkan
hati yang mati suri
Dikala
awan hitam membumbung tebal gelap
Menerbitkan
matahari memunculkan pelangi
Menciptakan
mega menghiasi cakrawala
Seakan
membangunkanku dari mimpi buruk
membuka
mata dari puncak yang tinggi, terlihat
awan dibawah kaki
Mungkin
tidak mungkin tapi yakin,
hati ini telah menemukan penawarnya
Yang dulu
kala tak berdaya karena lara
Seperti sudah berabad-abad telah mati suri
Tapi……
Kini telah kembali siuman
karena
telah kutemukan penawarnya
Penawar
yang tak getir……
dan tak
pahit seperti pala……
Tapi manis
seperti madu dan kurma
Dengan
senyummu yang gemulai, semuanya terobati
Dengan
tuturkatamu yang santun, semuanya mengajari
Dengan
sapa lembutmu membekas dihati dan selalu mewarnai hari-hari
Ku
berharap bisa menyaksikan pendar bersama, ber atapkan luasnya jagat raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar